Menemui Kehilangan



Sejak kapan aku memilikimu pun aku tak tau, tiba tiba saja aku mendapatkan kata kehilangan dari serpihan semak belukar yang ada di suatu ruang kosong yang teramat gelap tepat di lubuk hatiku. Ketika itu rasaku tengah mencari cari di sebuah jalan entah berantah yang begitu kelam, setelah beberapa waktu Kesepian menemani rasaku menyelami lautan kelam yang dipenuhi banyak rasa, aku bingung banyak sekali aku menemukan potongan potongan gambar yang berganti ganti tempat di sekitaran kota jogja, namun potretmu selalu ada di tiap serpihan kepingan itu, kata Sepi, serpihan itu disebutnya kenangan, ya kau hadir disetiap kepingan yang disebut kenangan.




Akupun mengutip serpihan serpihan kenangan itu kembali, menyimpanya. Aku merasa itu penting bagiku. Ternyata kurang lebih ketika serpihan kenangan itu lengkap ku simpan ada sekitar 90 lembar, Sembilan puluh kali matahari dan bintang bergantian menempati langit, dan aku menyaksikan setiap pergantian itu bersamamu. Sembilan puluh kali udara yang kuhirup beserta wangi tubuhmu, hembusan tembakau milikmu, Sembilan puluh hari perutku terisi bersama suapanmu, Sembilan puluh hari tawa kita bersatu di tiap tiap ruang kota ini, dan Sembilan puluh hari aku bercumbu di ranjang, berpeluh keringat dan saling menatap penuh hangat, kau tau? Segalanya bersamamu.


kemudian kesepian kembali menyadarkanku, aku harus kembali fokus mencari sesuatu yang sangat penting ku cari, namun semenjak kenangan yang kubawa selama itu bersama langkahku, aku seperti gila, seperti hancur, seperti luka, langkahku tak lagi bisa kukendalikan, aku jatuh, ambruk, kakiku menginjak duri yang teramat tajam, berdarah, terbelah, patah, segalanya menyiksa, aku kemudian menangis, terpuruk jatuh pada lembah yang begitu dalam di kehidupan. Kau tau? Ketika tanganku mencari kesepian yang sedari tadi menemaniku aku meraih sesuatu bernama KEHILANGAN.

Komentar